Sabtu, 27 Mei 2017

Penyakit Hati Marah


Latar Belakang
Setiap manusia tentu memiliki hati. Hati inilah yang mempengaruhi tabiat dan sifat seseorang. Apabila hati ini baik, maka manusia tersebut akan memiliki sifat yang terpuji. Namun jika hati yang dimiliki seorang manusia telah penuh dengan niat jahat, dapat dipastikan bahwa tingkah laku orang tersebut tidak akan jauh dari tindakan yang merugikan orang lain.
marah adalah salah satu penyakit hati yang hampir semua orang mempunyainya, ketika seseorang marah ia tidak akan bisa mengendalikan dirinya sendiri sehingga akan  menimbulkan ketidak sadaran, yang mana akan mengeluarkan  perkataan atau perbuatan yang tidak diinginkan. Apabila marah tidak segera diatasi akan menimbulkan dampak yang merugikan diri sendiri dan membuat orang lain  akan mendapatkan imbasnya dari kemarahan tersebut.
Marah ini sangatlah penting untuk segera diatasi karena apabila tidak segera diatasi  akan membuat seseorang sakit hati atas perkataan yang dilontarkan dan menyakiti orang dengan perbuatan yang tidak pantas. Dan disini penulis akan membahas tentang marah yang termasuk  penyakit hati, yang mana harus dihindari oleh setiap orang.
1.      Pengertian Marah
Marah adalah kekuatan kesetanan yang dititipkan oleh Alloh pada manusia. Imam Al-Ghazali berkata : “daya marah diletakkan dalam diri manusia supaya melindunginya dari kerusakkan dan menghindar kehancuran. Dalam postur tubuh manusia dan bagian dalamnya terdapat daya panas dan lembab, diantaranya saling berlawanan dan kontradiksi.[1] Daya panas tak henti-hentinya mengubah kelembaban tersebut menjadi kering dan  berasap”.[2]
Pada hakikatnya marah adalah gerak jiwa yang menimbulkan bergolaknya marah hasrat menyiksa orang lain. Jika gerak jiwa tersebut semakin kuat, maka ia akan semakin menggolakkan api kemarahan dan membuat semakin panas. Maka golakan hati semakin kuat. Watak dan otak akan dipenuhi oleh asap tebal dan hitam dan berbuih yang memoles warna akal menjadi buruk dan memperlemah dayanya. Dalam keadaan seperti  ini manusia,  menurut sebagian ahli hikmah, ibarat kain kering yang dipenuhi bara api, luapan api  dan asap membumbung keatas. Maka sangat sulit untuk menangani dan memadamkannya,  dan segala sesuatu yang didekatkan untuk dijadikan bahan pemadam menjadi sebab semakin bertambah meluapnya api tersebut. Dengan demikian, manusia ketika dilanda marah menjadi buta dari kebenaran dan tuli dari petuah.[3]
Bahkan dalam keadaan seperti  itu berbagai petuah adalah sebab semakin bertambahnya kemarahan, menambah luapan api dan menyala. Memandang bagi seseorang yang sedang marah kendali dirinya benar-benar terhempas. Dalam keadaan marah setiap orang berbeda tingkatan, sesuai kadar karakternya.[4]
Pada kesempatan ini penulis juga berkesempatan mewawancarai Ibu Nur Khadi’ah, selaku pemimpin tahlil dalam pengajian ibu-ibu di desa Piji, Dawe, Kudus tentang apa yang dimaksud dengan marah?, menurut beliau, marah adalah sebuah emosi yang tidak dapat dikendalikan  yang mempengaruhi pikiran seseorang sehingga membuat orang tersebut secara tidak sadar melakukan sesuatu hal yang tidak diinginkan.
Berdasarkan penjelasan diatas Marah yaitu perbuatan setan yang ada dalam diri manusia yang mana seseorang yang sedang marah  tidak akan dapat mengendalikan dirinya, baik kehendak, akal maupun pikirannya. Keadaan tersebut menjadikan seseorang mengalami  kesulitan untuk berpikir, menata prilaku, berinteraksi, memaafkan, dan berpikir yang baik. Ketika seseorang marah tidak dapat mengendalikan pikiran dan prilakunya sehingga  mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan contohnya seperti “Anjing”, “Setan”, “goblok” dan lainnya. Selain itu juga ketika amarah bertambah ia akan memukul orang yang  membuatnya marah.

2.      Faktor penyebab munculnya marah
Sebab-sebab yang menimbulkan kemarahan adalah ujub, sombong, riya, keras kepala, senang bergurau, menyepelekan orang lain, ingin menipu, bengis dan ingin meraih kelezatan yang sama-sama dikejar ole orang lain dan saling sikut unntuk mendapatkannya. Menurut Al-Kwarizmi sebab marah adalah  takabur dan memandang diri lebih dari orang lain (ujub).[5]
Menurut ibu Nur Kadi’ah penyebab timbulnya marah adalah ketidak sabaran kita terhadap menghadapi sesuatu dan keras kepala tanpa mau mendengarkan nasihat-nasihat dari orang lain.
 Fator penyebab munculnya marah yaitu :
a.       Sombong atau merasa lebih tinggi dari orang lain. Jika sifat sombong ini ada dalam hati kita. Sudah dipastikan kita akan sering marah. Ketika teman kita hanya bercanda kepada kita, kita langsung marah, dan berkata “kamu menghina saya yah?”. Padahal teman kita hanya berniat bercanda dan mencairkan suasana. Semua tindakan yang dilakukan oleh orang lain pasti akan mudah menjadi penyebab marah kita jika kita memiliki sifat sombong ini. Dunia akan terasa sempit. Teman-teman kita akan menjauhi kita. Dan akhirnya kita hanya menelan kekecewaan dan kesedihan itu sendiri.
b.      Terlalu banyak dan berlebihan dalam bercanda juga merupakan salah satu penyebab kita menjadi cepat marah. Jika kita banyak bercanda dengan teman kita, sudah dipastikan kita akan mudah marah jika kita tidak bisa menempatkan dan menyikapi canda pada tempatnya. Maka sering kita bercanda, maka makin banyak juga pemicu kita untuk marah.
c.       Berdebat dengan merasa diri kita paling benar.
3.      Faktor penyebab utama marah
Faktor utama yang menyebabkan marah adalah suatu keadaan dimana kita berada dalam suasana yang sangat sulit dan rumit yang mana ketika ada seseorang yang mengganggu maka akan timbul sebuah amarah.
4.      Dampak dari marah
a.       Meningkatkan resiko terserang berbagai macam penyakit
Dampak negatif akibat sering marah-marah yang pertama adalah meningkatkan resiko terserang berbagai macam penyakit. Kondisi emosional yang terjadi saat marah-marah dapat memacu hormon stres untuk meningkatkan denyut jantung serta semua organ tubuh sehingga sangat berpotensi terserang berbagai macam penyakit seperti jantung, stroke, darah tinggi, dan kanker.
b.       Kehilangan teman dan orang yang dicintai. Dampak negatif akibat sering marah-marah yang kedua adalah kehilangan teman dan orang yang dicintai. Orang yang sering marah-marah cenderung tidak bisa mengontrol emosinya. Bahkan semua orang yang ditemuinya bisa jadi ikut terkena imbas kemarahannya. Padahal tidak semua orang yang ditemuinya tahu akan permasalahan yang menyebabkan kemarahannya.
c.        Mempercepat proses penuaan. Mempercepat proses penuaan juga merupakan salah satu dari berbagai dampak negatif akibat sering marah-marah. Kondisi emosional yang terjadi saat marah-marah akan mengaktifkan hormon stres yang mempercepat kerja seluruh organ dalam tubuh, sehingga mempercepat pula proses penuaan yang terjadi. Selain itu saat marah, otak dan otot menjadi lebih tegang sehingga mempercepat munculnya keriput pada wajah maupun pada bagian tubuh lain.
d.      Mempersingkat usia. Dampak negatif akibat sering marah-marah berikutnya adalah mempersingkat usia. Sebuah penelitian menyatakan bahwa sering marah-marah bisa mempercepat kematian seseorang. Hal ini karena saat marah, berbagai organ tubuh seperti hati, jantung, pembuluh darah, otak, perut dan kelenjar dalam tubuh mengalami perubahan dengan bekerja lebih keras dari biasanya, sehingga mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. Selain itu kondisi emosional yang terjadi saat marah-marah dapat menyebabkan kematian secara mendadak akibat serangan jantung, stroke dll.[6]
e.      Dapat merugikan diri sendiri, ketika kita kehilangan kontrol karena marah yang berlebih, tubuh kita yang akan merasakan akibatnya. Amarah yang melonjak tinggi akan mempengaruhi tubuh yang menjadikan tekanan darah meninngkat, pernafasan meningkat, suhu  tubuh meninngkat sehinngga berkeringat. Dalam koondisi ini , tubuh jadi mudah lelah karena pada saat marah kita membutuhkan banyak energi. Dampak lain dari marah adalah kesulitan tidur yang disebabkan oleh pikiran-pikiran negatif. Kemudian menyebabkan kita tidak berpkir secara rasional yang menyebabkan sering terjadi tindakan-tindakan yang sebenarnya tidak perlu dan marah juga dapat menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi.
f.        Orang lain dan lingkungan sekitar menjadi imbasnya, ketika kita tidak bisa mengontrol amarah semua benda yang ada disekitar kita akan menjadi rusak karena dibanting maupun di pukul  bahkan kita juga dapat melukai orang terdekat.
g.      Tidak akan disenangi orang lain. Orang yang pemarah tidak akan disukai dan justru akan dijauhi karena sifatnya yang kasar dan akibatnya, seseorang bisa kehilangan kepercayaan, teman dan menimbulkan permusuhan.
5.      Solusi untuk mengatasi marah
a.       Melatih diri untuk berprilaku dan berakhlak baik dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Berfikir sebelum bertindak dan memikirkan akibat yang ditimbulkan jika marah.
c.       Membaca ta’awwudz, Ketika amarah kita mulai muncul maka segera ucapkan
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”.
d.      Menanamkan dalam diri bahwa jangan pernah marah kecuali karena Alloh SWT. Maksudnya, marahlah pada yang tidakk sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh  Alloh dan Rosul-Nya. Marah untuk hal-hal kebaikan saja.
e.       Usakan untuk  bersikap  lembut dan selalu mengelus dada
f.       Memperbanyak dzikir kepada Alloh dan membaca istighfar
g.      Berusaha menahan amarah yang tidak perlu. Alloh SWT berfirman :
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya : (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Al-Imran : 134 )
h.      Lebih baik berdiam diri saja karena Rosulullah SAW bersabda :

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ

"Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam”.
i. Berwudhu
j.  Bersabar dan lebih baik untuk memberi maa’af. Alloh SWT. Berfirman :
وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ
Dan apabila mereka marah segera memberi maaf”.( QS. Asy-Syura’: 37) 
Mengubah posisi, apabila marah dalam keadaan berdiri hendaklah duduk, dan apabila marah dalam keadaan duduk hendaklah berbaring, Rosulullah SAW. Bersabda :

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ ، وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ
"Apabila seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk; apabila amarah telah pergi darinya, (maka itu baik baginya) dan jika belum, hendaklah ia berbaring". (HR.Ahmad).
Jika sudah berbaring emosi kita belum reda juga. Maka berwudhulah kemudian shalat sunah dua rakat. Atau kita tinggalkan orang membuat kita marah itu.



















DAFTAR PUSTAKA

Dr. An-Najar, Amir, Mengobati Gangguan Jiwa, , 2002, Jakarta Selatan : PT Mizan Publika
El-Sulthani, Mawardi Labay, Menghadapi Marah, 2002, Jakarta : al-Mawardi Prima
Purwanto, Yadi dan Rachmat Mulyono, Psikologi Marah Perspektif Psikologi Islami, 2006, Bandung : Refika Aditama





[1] Kontradiksi yaitu pertentangan antara dua hal yang sangat berlawanan atau bertentangan.
[2] Dr. Amir An-Najar, Mengobati Gangguan Jiwa, PT Mizan Publika, Jakarta Selatan, 2002, hlm.152
[3] Petuah adalah sesuatu yang baik atau nasihat fari orang alim.
[4] Dr. Amir An-Najar, Op. Cit, Hlm.154
[5] Dr. Amir An-Najar, Op. Cit, Hlm.154
[6] Yadi Purwanto dan Rachmat Mulyono, Psikologi Marah Perspektif Psikologi Islami, Refika Aditama, Bandung, 2006, hlm.37

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

17 KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR'AN SETIAP HARI

17 Keutamaan Membaca Al Quran Setiap Hari Kajian Islam – Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari Keutamaan membaca Al Qu...