Latar Belakang
Setiap manusia tentu memiliki hati.
Hati inilah yang mempengaruhi tabiat dan sifat seseorang. Apabila hati ini
baik, maka manusia tersebut akan memiliki sifat yang terpuji. Namun jika hati
yang dimiliki seorang manusia telah penuh dengan niat jahat, dapat dipastikan
bahwa tingkah laku orang tersebut tidak akan jauh dari tindakan yang merugikan
orang lain.
marah adalah salah satu penyakit
hati yang hampir semua orang mempunyainya, ketika seseorang marah ia tidak akan
bisa mengendalikan dirinya sendiri sehingga akan menimbulkan ketidak sadaran, yang mana akan
mengeluarkan perkataan atau perbuatan
yang tidak diinginkan. Apabila marah tidak segera diatasi akan menimbulkan
dampak yang merugikan diri sendiri dan membuat orang lain akan mendapatkan imbasnya dari kemarahan
tersebut.
Marah ini sangatlah penting untuk
segera diatasi karena apabila tidak segera diatasi akan membuat seseorang sakit hati atas
perkataan yang dilontarkan dan menyakiti orang dengan perbuatan yang tidak
pantas. Dan disini penulis akan membahas tentang marah yang termasuk penyakit hati, yang mana harus dihindari oleh
setiap orang.
1.
Pengertian
Marah
Marah adalah kekuatan kesetanan yang
dititipkan oleh Alloh pada manusia. Imam Al-Ghazali berkata : “daya marah
diletakkan dalam diri manusia supaya melindunginya dari kerusakkan dan
menghindar kehancuran. Dalam postur tubuh manusia dan bagian dalamnya terdapat
daya panas dan lembab, diantaranya saling berlawanan dan kontradiksi.[1]
Daya panas tak henti-hentinya mengubah kelembaban tersebut menjadi kering
dan berasap”.[2]
Pada hakikatnya marah adalah gerak
jiwa yang menimbulkan bergolaknya marah hasrat menyiksa orang lain. Jika gerak
jiwa tersebut semakin kuat, maka ia akan semakin menggolakkan api kemarahan dan
membuat semakin panas. Maka golakan hati semakin kuat. Watak dan otak akan
dipenuhi oleh asap tebal dan hitam dan berbuih yang memoles warna akal menjadi
buruk dan memperlemah dayanya. Dalam keadaan seperti ini manusia,
menurut sebagian ahli hikmah, ibarat kain kering yang dipenuhi bara api,
luapan api dan asap membumbung keatas.
Maka sangat sulit untuk menangani dan memadamkannya, dan segala sesuatu yang didekatkan untuk
dijadikan bahan pemadam menjadi sebab semakin bertambah meluapnya api tersebut.
Dengan demikian, manusia ketika dilanda marah menjadi buta dari kebenaran dan
tuli dari petuah.[3]
Bahkan dalam keadaan seperti itu berbagai petuah adalah sebab semakin
bertambahnya kemarahan, menambah luapan api dan menyala. Memandang bagi
seseorang yang sedang marah kendali dirinya benar-benar terhempas. Dalam
keadaan marah setiap orang berbeda tingkatan, sesuai kadar karakternya.[4]
Pada kesempatan ini penulis juga
berkesempatan mewawancarai Ibu Nur Khadi’ah, selaku pemimpin tahlil dalam
pengajian ibu-ibu di desa Piji, Dawe, Kudus tentang apa yang dimaksud dengan
marah?, menurut beliau, marah adalah sebuah emosi yang tidak dapat
dikendalikan yang mempengaruhi pikiran
seseorang sehingga membuat orang tersebut secara tidak sadar melakukan sesuatu
hal yang tidak diinginkan.
Berdasarkan penjelasan diatas Marah
yaitu perbuatan setan yang ada dalam diri manusia yang mana seseorang yang
sedang marah tidak akan dapat
mengendalikan dirinya, baik kehendak, akal maupun pikirannya. Keadaan tersebut
menjadikan seseorang mengalami kesulitan
untuk berpikir, menata prilaku, berinteraksi, memaafkan, dan berpikir yang
baik. Ketika seseorang marah tidak dapat mengendalikan pikiran dan prilakunya
sehingga mengeluarkan kata-kata yang
tidak pantas untuk diucapkan contohnya seperti “Anjing”, “Setan”, “goblok” dan
lainnya. Selain itu juga ketika amarah bertambah ia akan memukul orang
yang membuatnya marah.
2.
Faktor penyebab munculnya marah
Sebab-sebab yang menimbulkan
kemarahan adalah ujub, sombong, riya, keras kepala, senang bergurau,
menyepelekan orang lain, ingin menipu, bengis dan ingin meraih kelezatan yang
sama-sama dikejar ole orang lain dan saling sikut unntuk mendapatkannya.
Menurut Al-Kwarizmi sebab marah adalah
takabur dan memandang diri lebih dari orang lain (ujub).[5]
Menurut ibu Nur Kadi’ah penyebab
timbulnya marah adalah ketidak sabaran kita terhadap menghadapi sesuatu dan
keras kepala tanpa mau mendengarkan nasihat-nasihat dari orang lain.
Fator penyebab munculnya marah yaitu :
a.
Sombong atau merasa lebih tinggi dari orang lain. Jika sifat sombong ini ada dalam hati kita. Sudah
dipastikan kita akan sering marah. Ketika teman kita hanya bercanda kepada
kita, kita langsung marah, dan berkata “kamu menghina saya yah?”.
Padahal teman kita hanya berniat bercanda dan mencairkan suasana. Semua
tindakan yang dilakukan oleh orang lain pasti akan mudah menjadi penyebab marah
kita jika kita memiliki sifat sombong ini. Dunia akan terasa sempit.
Teman-teman kita akan menjauhi kita. Dan akhirnya kita hanya menelan kekecewaan
dan kesedihan itu sendiri.
b.
Terlalu banyak dan
berlebihan dalam bercanda juga merupakan salah satu penyebab kita menjadi cepat
marah. Jika kita banyak bercanda dengan teman kita, sudah dipastikan kita akan
mudah marah jika kita tidak bisa menempatkan dan menyikapi canda pada tempatnya.
Maka sering kita bercanda, maka makin banyak juga pemicu kita untuk marah.
c. Berdebat dengan merasa diri kita paling benar.
3. Faktor penyebab utama marah
Faktor utama yang menyebabkan marah adalah suatu keadaan dimana kita
berada dalam suasana yang sangat sulit dan rumit yang mana ketika ada seseorang
yang mengganggu maka akan timbul sebuah amarah.
4.
Dampak dari marah
a.
Meningkatkan resiko terserang berbagai macam penyakit
Dampak negatif akibat sering marah-marah yang pertama adalah meningkatkan resiko terserang berbagai macam penyakit. Kondisi emosional yang terjadi saat marah-marah dapat memacu hormon stres untuk meningkatkan denyut jantung serta semua organ tubuh sehingga sangat berpotensi terserang berbagai macam penyakit seperti jantung, stroke, darah tinggi, dan kanker.
Dampak negatif akibat sering marah-marah yang pertama adalah meningkatkan resiko terserang berbagai macam penyakit. Kondisi emosional yang terjadi saat marah-marah dapat memacu hormon stres untuk meningkatkan denyut jantung serta semua organ tubuh sehingga sangat berpotensi terserang berbagai macam penyakit seperti jantung, stroke, darah tinggi, dan kanker.
b.
Kehilangan teman dan orang yang dicintai.
Dampak negatif akibat sering marah-marah yang kedua adalah kehilangan teman dan
orang yang dicintai. Orang yang sering marah-marah cenderung tidak bisa
mengontrol emosinya. Bahkan semua orang yang ditemuinya bisa jadi ikut terkena
imbas kemarahannya. Padahal tidak semua orang yang ditemuinya tahu akan
permasalahan yang menyebabkan kemarahannya.
c.
Mempercepat proses penuaan. Mempercepat proses
penuaan juga merupakan salah satu dari berbagai dampak negatif akibat sering
marah-marah. Kondisi emosional yang terjadi saat marah-marah akan mengaktifkan
hormon stres yang mempercepat kerja seluruh organ dalam tubuh, sehingga
mempercepat pula proses penuaan yang terjadi. Selain itu saat marah, otak dan
otot menjadi lebih tegang sehingga mempercepat munculnya keriput pada wajah
maupun pada bagian tubuh lain.
d.
Mempersingkat usia. Dampak negatif akibat
sering marah-marah berikutnya adalah mempersingkat usia. Sebuah penelitian
menyatakan bahwa sering marah-marah bisa mempercepat kematian seseorang. Hal
ini karena saat marah, berbagai organ tubuh seperti hati, jantung, pembuluh
darah, otak, perut dan kelenjar dalam tubuh mengalami perubahan dengan bekerja
lebih keras dari biasanya, sehingga mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan.
Selain itu kondisi emosional yang terjadi saat marah-marah dapat menyebabkan
kematian secara mendadak akibat serangan jantung, stroke dll.[6]
e.
Dapat merugikan diri sendiri, ketika kita
kehilangan kontrol karena marah yang berlebih, tubuh kita yang akan merasakan
akibatnya. Amarah yang melonjak tinggi akan mempengaruhi tubuh yang menjadikan
tekanan darah meninngkat, pernafasan meningkat, suhu tubuh meninngkat sehinngga berkeringat. Dalam
koondisi ini , tubuh jadi mudah lelah karena pada saat marah kita membutuhkan
banyak energi. Dampak lain dari marah adalah kesulitan tidur yang disebabkan
oleh pikiran-pikiran negatif. Kemudian menyebabkan kita tidak berpkir secara
rasional yang menyebabkan sering terjadi tindakan-tindakan yang sebenarnya
tidak perlu dan marah juga dapat menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi.
f.
Orang lain dan lingkungan sekitar menjadi
imbasnya, ketika kita tidak bisa mengontrol amarah semua benda yang ada
disekitar kita akan menjadi rusak karena dibanting maupun di pukul bahkan kita juga dapat melukai orang
terdekat.
g.
Tidak akan disenangi orang lain. Orang yang
pemarah tidak akan disukai dan justru akan dijauhi karena sifatnya yang kasar
dan akibatnya, seseorang bisa kehilangan kepercayaan, teman dan menimbulkan
permusuhan.
5. Solusi untuk mengatasi marah
a.
Melatih diri untuk
berprilaku dan berakhlak baik dalam kehidupan sehari-hari.
b. Berfikir sebelum bertindak dan memikirkan akibat yang ditimbulkan jika marah.
c.
Membaca ta’awwudz, Ketika
amarah kita mulai muncul maka segera ucapkan
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
“aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”.
d.
Menanamkan dalam diri bahwa jangan pernah marah kecuali karena Alloh SWT.
Maksudnya, marahlah pada yang tidakk sesuai dengan apa yang diperintahkan
oleh Alloh dan Rosul-Nya. Marah untuk
hal-hal kebaikan saja.
e.
Usakan
untuk bersikap lembut dan selalu mengelus dada
f.
Memperbanyak
dzikir kepada Alloh dan membaca istighfar
g.
Berusaha
menahan amarah yang tidak perlu. Alloh SWT berfirman :
الَّذِينَ
يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya : (yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Al-Imran : 134 )
h.
Lebih baik
berdiam diri saja karena Rosulullah SAW bersabda :
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
"Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam”.
i. Berwudhu
j. Bersabar dan
lebih baik untuk memberi maa’af. Alloh SWT. Berfirman :
وَإِذَا مَا غَضِبُوا
هُمْ يَغْفِرُونَ
“ Dan apabila mereka
marah segera memberi maaf”.( QS. Asy-Syura’: 37)
Mengubah posisi, apabila marah dalam keadaan berdiri hendaklah duduk, dan apabila marah dalam
keadaan duduk hendaklah berbaring, Rosulullah SAW. Bersabda :
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ ، وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ
"Apabila
seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk; apabila
amarah telah pergi darinya, (maka itu baik baginya) dan jika belum, hendaklah
ia berbaring". (HR.Ahmad).
Jika sudah berbaring emosi
kita belum reda juga. Maka berwudhulah kemudian shalat sunah dua rakat. Atau
kita tinggalkan orang membuat kita marah itu.
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. An-Najar,
Amir, Mengobati Gangguan Jiwa, , 2002, Jakarta Selatan : PT Mizan
Publika
El-Sulthani, Mawardi
Labay, Menghadapi Marah, 2002, Jakarta : al-Mawardi Prima
Purwanto, Yadi dan
Rachmat Mulyono, Psikologi Marah Perspektif Psikologi Islami, 2006,
Bandung : Refika Aditama
[1]
Kontradiksi yaitu pertentangan antara dua hal yang sangat berlawanan atau
bertentangan.
[2] Dr. Amir An-Najar, Mengobati
Gangguan Jiwa, PT Mizan Publika, Jakarta Selatan, 2002, hlm.152
[3] Petuah adalah sesuatu yang baik
atau nasihat fari orang alim.
[4]
Dr. Amir An-Najar, Op. Cit, Hlm.154
[5]
Dr. Amir An-Najar, Op. Cit, Hlm.154
[6] Yadi Purwanto dan Rachmat Mulyono, Psikologi
Marah Perspektif Psikologi Islami, Refika Aditama, Bandung, 2006, hlm.37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar