Senin, 05 Juni 2017

AL-INSAN FI AL-QUR’AN KARYA ABBAS MAHMUD AL-AQQAD



AL INSAN FI AL-QUR'AN KARYA ABBAS MAHMUD AL-AQQAD

Oleh : Dina Murdiani  
 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tafsir Al-Qur'an adalah ilmu pengetahuan untuk memahami dan menafsirkan yang bersangkutan dengan Al-Qur'an dan isinya berfungsi sebagai mubayyin (pemberi penjelasan), menjelaskan tentang arti dan kandungan Al Qur’an, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak di pahami dan samar artinya, dalam memahami dan menafsirkan Al-Qur'an diperlukan bukan hanya pengetahuan bahasa Arab saja tetapi juga berbagai macam ilmu pengetahuan yang menyangkut Al-Qur'an dan isinya.
Seiring dengan berkembangnya zaman dan tekhnologi, Ilmu pengetahuan pun ikut mengalami dinamika perkembangan dan pergeseran. Pergeseran-pergeseran ini memang sangat perlu dan mendesak karena metodologi lama sudah tidak terlalu memadai untuk diterapkan pada masa yang telah berbeda dan berkembang.
Begitu pula kajian al-Quran dan tafsirnya. Terjadi perkembangan yang sangat signifikan pada abad modern dengan dipimpin oleh M Abduh sebagai penggagasnya. Berbagai bentuk tafsir pun mengalami pengembangan. Salah satu perkembangan yang tampak adalah mulai adanya tafsir-tafsir bayani dan juga tafsir ilmi. Metode penulisan juga tidak terpaku pada Tahlili saja, tetap terdapat juga metode penulisan Maudhu’I atau tematik.
Sebagai contoh tafsir dengan metode maudhu’I ini adalah sebuah tafsir dari abad ke 20 M adalah kitab Al-Insan Fil Quran karya Mahmud Abbas Al-Aqqad. Kitab ini berisi dua bab besar yang membahas mengenai pandangan al-Quran mengenai manusia, pandangan para tokoh mengenai manusia dan kedudukan manusia itu sendiri di abad 20 yaitu abad Ideologi. Disini penulis akan mencoba membahas seputar tentang kitab Al-Insan Fil Quran karya Mahmud Abbas Al-Aqqad.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana biografi Abbas Mahmud Al-Aqqad?
2.      Bagaimana seputar kitab Al-Insan Fil Quran?
3.      Bagaimana sistematika penulisan kitab Al-Insan Fil Quran?
4.      Bagaimana metode penulisannya kitab Al-Insan Fil Quran?



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Biografi Abbas Mahmud Al-Aqqad
Abbas Mahmud Al-Aqqad atau lebih dikenal dengan Abbas Al-Aqqad dilahirkan pada tanggal 1306 H  bertepatan pada tanggal 28 Juni  1889. Abbas Mahmud Al-Aqqad dilahirkan di kota Aswan, keluarga A- Aqqad dikenal sebagai keluarga yang shaleh.Al-Aqqad belajar di Madrasah Ibthidaiyyah sampai selesai. Namun setelah tamatr Al- Aqqad tidak melanjutkan pendidikan formalnya. Kondisi yang ada memaksa Al-Aqqad uuntuk  bekerja.
Al-Aqqad pernah melakukan berbagai pekerjaan ia  pernah bekerja di perusahaan iimpor, dewan perwakafan, surat kabar Al-Muayyad dan dan mengajar di Madrasah Wadi NIL. Al-Aqqad memutuskan untuk tidak  bekerja diperusahaan-perusahaan negara. Dia memutuskan untuk bekerja di dunia surat kabar dan penerbitan. Pemikiran Al-Aqqad adalah sinar yang menyinari langit Kairo. Dia pernahh terpilih menjadi anggota beberapa Dewan Bahasa Arab (Mujammah’ Al-Lughah Al-Arabbiyyah) diberbagai negara Arab seperti di Damaskus, Kaioro dan Baghdad. Produktivitas Al-Aqqad sangat  tinggi. Bukun karyanya mencapai 83 judul. Selama kurang setengah Abad. Al-Aqqad adalah sosok istimewa di dunia pemikiran Mesir. Hal tersebut terjadi semenjak kecil Al-Aqqad telah membaca berbagai bacaan seperti
tenggelam dalam berbagai sastra, filsafat dan agama. Namun, Al-Aqqad tidak pernah terkekang dengan buku-buku bacaannya. Justru sebaliknya dia  tampil dengan sosok yang indipenden dan selalu menyelam kedalam dasar pemikiran. Al-Aqqad selalu menulis bidang yang ditulisnya dengan pandangan dan penelitian yang sangat dalam. Ketika menulis filsafat dan agama, Al-Aqqad selalu membahasnya dengan sangat dalam seolah-olah tidak pernah diketahui oleh seorangpun. Hal yang paling pentinng dari pemikiran Al-Aqqad adalah dia selalu menyimpan perhatian dari setiap problematika pemikiran umat islam modern. Tema-tema kegeniusan (‘abqarf) yang  ditulis oleh Al-Aqqad mencerminkan kegeniusan dirinya sendiri. Berbagai biografi dan penelitian dalam tema keislaman yang ditulis oleh Al-Aqqad benar-benar memberikan saham pencerahan terhadap umat islam.
Setidaknya ada dua tema besar yang selalu usung Al-Aqqad dalam setiap bukunya.
Pertama, memberi gambaran yang benar tentang islam, yang dibangun diatas dalil agama yang shahih dan dalil akal yang benarr.
Kedua, meluruskan gambaran islam yang buruk dimasyarakat barat. Gambaran buruk tersebut  disebsbkann kesalahaphaman terhadap islam yang terjadi selama beberapa abad.
Karya-karya yang ditulis Al-Aqqad bersifat objektif dan mencerahkan diantara karya-karyanya yaitu :
1.      Allah
2.      Abqariyyah Muhammad
3.      Abbqariyyah Khali
4.      Abbqariyyah Ali
5.      Abbqariyyah Al-Shiddiq
6.      Abbqariyyah Umar
7.      Hayah Al-Masih
8.      Al Fushuf
9.      Al-Mar’ah fi Al-Qur’an
10.  Al-Insan fi Al-Qur’an dll.
Pada 1964 Al-Aqqad wafat di Kairo dan di Makamkan di Aswan.[1]

2.      Seputar Kitab Al-Insan Fi Al-Quran
1.      Nama Kitab
Nama kitab ini adalah Al-Insan Fi Al-Quran karya Abbas Mahmud Al-Aqqad yang diterbitkan sebagai terbitan ke empat pada Sebtember 2005 oleh penerbit Nahdhatu Mishr di Cairo, Mesir.
2.      Sejarah penulisan Kitab
Abbas Mahmud Al-Aqqad memulai pembahasannya dengan sebuah pemaparan mengenai adanya pergeseran pertanyaan ontologis mengenai hakikat manusia pada abad ke 20 dengan abad-abad sebelumnya. Jika pada abad sebelumnya dinyatakan bahwa yang terpenting bagi manusia adalah pemahaman mengenai siapa dirinya? Siapa namanya? Atau dalam sebuah kata nasihat: kenalilah dirimu?.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat manusia pada abad ke 20, menurut Abbas Mahmud, tidak lagi berkisar pada masalah itu saja, tetapi menjadi semakin komplek. Pertanyaan yang mengemuka adalah:
a.       Bagaimanakah kedudukan manusia di alam semesta ini?
b.      Bagaimana kedudukan manusia diantara golongan sejenisnya dan golongan jenis lain?
c.       Bagaimanakah kedudukan manusia di tengah masyarakat yang semuanya menyandang predikat “Manusia (Insan)”?

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini menurut Abbas adalah pertanyaan yang mesti segera ditemukan jawabannya karena akan berimplikasi pada eksistensi manusia. Berbagai teori serta aliran (Madzhab) yang berkembang pada masanya (abad 20), yang beliau sebut sebagai Abad Ideologi, beliau rasa tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Beliau paparkan berbagai asumsi serta teori dari aliran-aliran keilmuan seperti Materialisme (Al-Madiyah) Fasisme dan Rasionalisme (Al-‘Aqliyyah) dan semuanya tidaklah bisa menjawab persoalan terkait masa lalu, masa yang akan datang dan masa keabadian.
            Abbas Mahmud al-‘Aqqad berkeyakinan bahwa hanya Al-Aqidah Al-Diniyyah sajalah yang mampu menjawab problem-problem ini. yang beliau maksud dengan Al-Aqidah Al-Diniyyah adalah Al-Quran itu sendiri. Sehingga pemahaman-pemahaman terhadap al-Quranlah yang mampu menyelamatkan manusia dari kebinasaan. Hal inilah yang menjadikan belaiu ,menurut hemat penulis, berkeinginan menuliskan buku ini yang didalamnya dipaparkan dalil-dalil al-Quran terkait masalah manusia.
3.      Sistematika kitab Al-Insan Fi Al-Quran
Kitab ini merupakan sebuah kitab tafsir Maudhu’i (tematik) yang terdiri dari 163 halaman dan dibagi kedalam dua Kitab. Kitab yang pertama berbicara mengenai Manusia (Insan) dalam al-Quran dan kemudian dibahas dalam beberapa Bab. Pembahasan dalam kitab pertama ini mencakup pembahasan-pembahasan mengenai manusia dan sifat-sifatnya serta hal-hal yang terkait dengan manusia yang ada dalam al-Quran, pada bab ini dipaparkan dalil-dalil al-Quran yang bersinggungan dengan berbagai pembahasan yang sedang dipaparkan. Dan pada Kitab kedua, terdapat pembahasan mengenai  manusia (Insan) dalam Madzhab keilmuan dan pemikiran. Pada bab ini, dipaparkan diskusi-diskusi tentang manusia dalam kaitannya dengan teori-teori ilmiah seperti teori evolusi Darwin atau pandangan-pandangan tokoh tentang manusia serta dampak atau implikasinya baik di dunia barat dan timur, serta kesiapan manusia menyongsong keilmuan-keilmuan lainnya.

tabel mengenai daftar isi kitab:
المخلوق المسئول
الكائن المكلف
روح و جسد
النفس
الأمانة
التكليف و الحرية
أسرة واحدة
آدم
الكتاب الآول في القرآن
عمر الإنسان
الإنسان و مذهب التطور
التطور قبل مذهب التطور
أثر مذهب النشوء في الغرب
مذهب التطور في الشرق العربي
الدين و مذهب الدارون
سلسلة الخلق العظمى
الإنسان في علم الحيوان و في علوم الأجناس البشرية
الإنسان في علوم النفس و الأخلاق
مستقبل الإنسان في علوم الأحياء
عود على بدء
الكتاب الثاني في مذهب العلم و الفكر

4.      Metodologi penulisan
Tafsir al-Insan fi al-Qur’an menggunakan metodologi tafsir tematik atau tafsir
al-manhaj al-maudlu’iy sebagaimana yang telah digunakan oleh para penafsir-penafsir sebelumnya. Metode tafsir tematik adalah metode penafsiran al-Qur’an yang menyangkut tema tertentu.[2] Metode tafsir ini mempunyai dua bentuk, yang pertama menyangkut satu surat dalam al-Qur’an secara menyeluruh dan utuh, dengan menjelaskan tujuannya yang bersifat umum, menjelaskan korelasi antara persoalan yang beragam dalam surat tersebut sehingga dalam satu surat tersebut dengan berbagai masalahnya. Kemudian yang kedua tafsir tematik bermula dengan mengumpulkan surat-surat dan membahasnya dengan tema tertentu dari berbagai ayat dan surat.[3]
Pada tafsir ini al-Insan fi al-Qur’an, Abbas Mahmud Aqqad sepertinya hanya mendeskripsikan suatu tema kemudian beliau mengaitkannya dengan ayat-ayat dalam al-Qur’an dan tidak menjelasakan kata per kata dari ayat-ayat tersebut. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa beliau adalah seorang kritikus, sastrawan, dan jurnalis tidak mungkin beliau menjelaskan kata per kata dari al-Qur’an karna memang bukan bidangnya. Sama halnya dengan tafsir ini, beliau hanya mengumpulkan serangkaian pendapat dari kalangan ulama’, filosof, dan ahli di bidang “manusia” dan menjelaskannya secara keseluruhan kemudian mengaitkan dengan ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan itu.
 Contoh :

  قصة  ادم عليه السلام فى القران هي قصة الانسان الأول...خلق من تراب و ارتقي بالخلق السوى الى منزلة العقل والاردة وتعلم من الأسماء فضلا من العلم ميزه على خلائق الأرض, من ذى حياة وغير ذى حياة....وقضى له أن يكسب فضله بجهده, وأن يكون جهده غلبة لارادته وانتصارا لعقله على جسده...و قصة هذه النشأة الادمية يستوفيها القران في هذه الايات:

(QS. Al-Mu’minun, ayat 12)

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ

(QS. As-Sajdah ayat 6-9)

ذَٰلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ
ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِين
[4] ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ

                                                                                                                                    

 

 

 

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1.     Abbas Mahmud Al-Aqqad atau lebih dikenal dengan Abbas Al-Aqqad dilahirkan pada tanggal 1306 H  bertepatan pada tanggal 28 Juni  1889. Abbas Mahmud Al-Aqqad dilahirkan di kota Aswan, keluarga A- Aqqad dikenal sebagai keluarga yang shaleh.Al-Aqqad belajar di Madrasah Ibthidaiyyah sampai selesai. Al-Aqqad adalah seorang Jurnalistik, bisa dilihat dari keaktifannya dalam menulis di majalah-majalah, beliau juga seorang sastrawan banyak karangannya dalam bentuk prosa atau puisi.
2.      Sejarah kepenulisan kitab al-Insan fi al-Qur’an diasumsikan  berawal dari pergeseran pertanyaan antologi pada abad ke 20 dengan abad-abad sebelumnya. Mengenai sistematika kitab ini, kitab al-Insan fi al-Qur’an adalah kitab tafsir Maudhu’i terdiri dari 163 halaman dan dibagi dalam dua kitab. Kitab yang pertama memaparkan tentang pembahasan manusia dan sifat-sifatnya serta hal-hal yang terkait dalam al-Qur’an. Kitab yang kedua membahas tentang pembahasan manusia dalam madzhab keilmuan.
3.      Metodologi tafsir al-Insan fi al-Qur’an menggunakan tafsir tematik yaitu penafsiran al-Qur’an yang menyangkut tema tertentu. Beliau mendeskripsikan terlebih dahulu tentang temanya kemudian mengaitkannya dengan ayat-ayat al-Qur’an.














DAFTAR PUSTAKA

Riswanto,Arif Munandar, Khazanah Buku Pintar Islam 1, Mizan Pustaka, 2010
Usman, Ilmu Tafsir, Yogyakarta : Teras, 2009



[1] Arif Munandar Riswanto, Khazanah Buku Pintar Islam 1, Mizan Pustaka, 2010, hlm.241
[2] Usman, Ilmu Tafsir, Yogyakarta : Teras, 2009, hlm. 311
[3] Ibid, hlm. 311-312.
[4] http://kajianhds.blogspot.co.id/2015/04/kajian-kitab-tafsir-al-insan-fi-al.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

17 KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR'AN SETIAP HARI

17 Keutamaan Membaca Al Quran Setiap Hari Kajian Islam – Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari Keutamaan membaca Al Qu...