Selasa, 06 Juni 2017

17 KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR'AN SETIAP HARI



17 Keutamaan Membaca Al Quran Setiap Hari

Kajian Islam – Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari Keutamaan membaca Al Quran. Pertanyaan muncul, Sudahkah anda membaca al quran hari ini? Berapa ayatkah yang anda baca setiap hari? Ataukah sama sekali anda lupa atau dengan sengaja mengabaikannya?
Kadang tanpa kita sadari, dengan bertambah banyaknya aktifitas keseharian kita, seolah kita lupa dengan Al Quran yang kita taruh di atas meja kita, lemari atau munngkin dalam saku kita.
Seakan hanya sekedar menjadi hiasan maupun pajangan diantara buku-buku dan majalah lainnya astaghfirullah..  Sungguh rugi bagi mereka yang jauh dari lantunan dan bacaan al quran.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya barang siapa yang dalam dirinya tiada bacaan al quran maka ia seperti halnya rumah yang roboh”.

Keutamaan Membaca Al Quran dalam islam adalah:
1.      Sebaik-baik manusia yang mempelajari dan mengajarkan alquran Sabda Nabi Muhammad saw: “Sebaik-baik kalian adalah siapa yang memperlajari al-Qur’an dan mengamalkannya.” (HR. Bukhari)
2.       Pahala membaca Al Quran
Sabda Nabi Muhammad saw: “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (HR. At-Tirmidzi).
3.      Keutaman membaca Al Quran, Menghafalnya dan pandai membacanya
Sabda Nabi Muhammad saw: “Perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia hafal dengannya bersama para malaikat yang suci dan mulia, sedang perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia senantiasa melakukannya meskipun hal itu sulit baginya maka baginya dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih).
4.      Pahala bagi orang yang anaknya mempelajari Al Quran
“Siapa saja membaca al-Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat mahkota dari cahaya dan sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan pada kedua orang tuanya dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya pun bertanya, ‘bagaimana dipakaikan kepda kami semuanya itu?’ Dijawab, ‘karena anakmu telah membawa al-Qur’an”. (HR. Al-Hakim).
5.      Al Quran memberi syafa’at kepada ahlinya di akhiraT
Sabda Nabi Muhammad saw: “Bacalah al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR. Muslim) Dan sabda beliau Nabi Muhammad saw: “Puasa dan Al-Qur’an keduanya akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat…” (HR. Ahmad dan Al-Hakim).
6.      Pahala bagi orang yang berkumpul untuk membaca dn mengkajinya
Nabi Muhammad saw bersabda: “Tidak berkumpul sauatu kaum di salah satu rumah Allah SWT, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjungi oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud).
7.      Dapat menentramkan hati
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.13:28).
8.      Dapat menyembuhkan penyakit
“Hendaknya kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Al-Qur’an” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud).
9.      Pembaca Al Quran dikurniakan hatinya dengan cahaya oleh Allah SWT dan dipeliharanya dari kegelapan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra yang maksudnya: “Bahwa Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang medengar satu ayat daripada Kitab Allah Ta’ala (al-Qur’an) ditulis baginya satu kebaikan yang berlipat ganda. Siapa yang membacanya pula, baginya cahanya di hari kiamat.”
10.  Pembaca Al Quran memperoleh kemulian dan diberi rahmat kepada ibu bapaknya
Nabi Muhammad saw bersabda maksudnya: “Siapa yang membaca Al-Qur’an dan beramal dengan isi kandungannya, dianugerahkan kedua ibu bapaknya mahkota di hari kiamat. Cahayanya (mahkota) lebih baik dari cahaya matahari di rumah-rumah dunia. Kalaulah demikian itu matahari berada di rumahmu (dipenuhi dengan sinarnya), maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal dengan ini (al-Qur’an).” (HR. Abu Daud).
11.  Pembaca Al Quran memperoleh kedudukan yang tinggi dalam syurga
Bersabda Rasulullah saw yang maksudnya: Dikatakan kepada pembaca al-Qur,an: “Bacalah (al-Qur’an), naiklah (pada darjat-darjat syurga) dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil didunia. Sesungguhnya kedudukan drajatmu sehingga kadar akhir ayat yang engkau baca.” (HR. Ahmad).
12.  Membaca satu huruf Al Quran akan memperoleh sepuluh kebaikan
Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang membaca satu huruf kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
13.  Orang yang membaca Al Quran secara terang-terangan seperti bersedekah secara terang-terangan
Rasulullah saw bersabda: “Orang yang membaca Al-Qur’an terang-terangan seperti orang yang bersedekah terang-terangan, orang yang membaca Al-Qur’an secara tersembunyi seperti orang yang bersedekah secara sembunyi.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i, lihat shahihul jaami’:3105).
14.  Al Quran akan menjadi syafaat bagi orang yang membacanya
Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu hadistnya “Bacalah Al Quran karena ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafaat kepada orang yang telah membaca dan mengamalkan isinya”.
15.  Al Quran adalah cahaya ditengah kegelapan
Sabda Rasulullah saw,”Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan Al Qur’an sesungguhnya ia adalah cahaya kegelapan, petunjuk di siang hari maka bacalah dengan sungguh-sungguh.” (HR. Baihaqi).
16.  Ahlul Quran adalah keluarga Allah SWT
Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.’ Beliau saw ditanya,’Siapa mereka wahai Rasulullah.’ Beliau saw menjawab,’mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
17.  Yang mahir membaca dia akan bersama malaikat, dan yang terbata-bata mendapat dua pahala
Sabda Rasulullah SAW: “Orang yang mahir membaca Al-Qur’an kelak (mendapat tempat disurga) bersama para utusan yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dan masih terbata-bata, dan merasa berat dan susah, maka dia mendapatkan dua pahala.”
Dua pahala ini, salah satunya merupakan balasan dari membaca Al-Qur’an itu sendiri, sedangkan yang kedua adalah atas kesusahan dan keberatan yang dirasakan oleh pembacanya.

Demikian beberapa keutamaan yang Allah berikan kepada orang-orang yang membaca al Qur'an sekaligus mengamalkan isi kandungannya. Semoga tulisan ini dapat mengingatkan kita untuk selalu membaca al quran kapan dan dimanapun berada.
 Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah, tidak akan bisa dimasuki setan.” (HR. Muslim).
Bacalah al quran… bacalah dan amalkanlah kandungan isi yang ada dalam al quran itu, niscaya kita semua nantinya akan termasuk orang- orang yang beruntung kelak dihari akhir nanti. semoga dengan membaca artikel di atas bisa menambah wawasan dunia islam kita.

Sumber : 
http://www.duniaislam.org/19/11/2014/17-keutamaan-membaca-al-quran-setiap-hari/

MEMBIASAKAN DIRI DENGAN PRILAKU TERPUJI

Membiasakan Perilaku Terpuji

Sahabat dunia islam, sebagai orang muslim kita harus membiasakan berperilaku terpuji, diantaranya yakni bagaimana kita harus selalu berhusnudzan terhadap siapapun serta bertaubat kepada Allah SWT.
Mengenai perilaku terpuji atau akhlak terpuji menurut  pendekatan etimologi, akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnnya “khuluqun” yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, yang mana akhlak atau perilaku yang baik disini di contohkan seperti husnudzan, bertuturkata dan bertingkah laku yang baik, ada pula yang mengatakan bahwa akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang akhirnya berbuah suatu perbuatan.
Perilaku terpuji atau akhlak terpuji adalah segala tingkah laku yang terpuji, dapat disebut juga dengan akhlak yang utama, yakni akhlak yang baik dilahirkan oleh sifat-sifat yang baik yang tertanam dalam jiwa seseorang tersebut. Sangat berbeda dengan akhlak yang buruk atau perilaku yang buruk yakni yang tercermin dari tutur kata, tingkah laku, dan sikap yang tidak baik.

Ada beberpa contoh Penerapan Perilaku Terpuji dalam kehidupan sehari – hari yaitu :

Pertama, Selalu bertutur kata yang santun dan menghindari perkataan yang menyakitkan orang lain
Dalam islam menjaga lisan amatlah penting seperti dalam hadis berikut:
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian,hendaklah iya bertutur kata yang baik atau lebih baik diam” (HR. Bhukhari dan Muslim)
Kedua, Selalu tersenyum untuk semua orang, Karena tersenyum termasuk sedekah dan dapat melembutkan hati seseorang
Rasulullah SAW bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar).
Ketiga, Tidak suka membuka aib orang lain dan selalu berusaha mendamaikan persengketaan
Membicaran aib orang lain atau yang di sebut Ghibah.
zaman sekarang bukan dianggap salah bahkan sudah menjadi tradisi dalam masyarakat kita. Padahal di balik perbuatan itu ada hukuman yang setimpal.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang
(Surah al-Hujurat(49):12).
Keempat, Mampu menghindari diri dari hasutan dan usaha untuk mengadu domba dan bermusuhan
Kelima, Bersikap ikhlas bila membantu orang yang membutuhkan
Keenam, Tidak membeda-bedakan pergaulan atas dasar status sosial atau kekayaan, akan tetapi bergaul dengan orang yang saleh dan bertakwa serta memiliki ilmu pengetahuan yang luas.
Ketujuh, Tidak suka berburuk sangka atau menuduh orang lain karena akan menimbulkan perasaan sakit hati. Akan tetapi apabila terjadi sebaliknya terhadap diri kita, maka maafkanlah dan do’akan agar mereka menyadari kesalahannya.

Sumber : http://www.duniaislam.org/06/12/2016/membiasakan-perilaku-terpuji/

QIRA'AT HAMZAH



QIRA'AT HAMZAH

 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Qiraat merupakan salah satu cabang ilmu dalam ‘Ulum al-Qur’an, namun tidak banyak orang yang tertarik kepadanya, kecuali orang-orang tertentu saja, biasanya kalangan akademik. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu,  di antaranya adalah, ilmu ini tidak berhubungan langsung dengan kehidupan dan muamalah manusia sehari-hari; tidak seperti ilmu fiqih, hadis, dan tafsir misalnya,yang dapat dikatakan berhubungan langsung dengan kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan ilmu qira’at tidak mempelajari masalah-masalah yang berkaitan secara langsung dengan halal-haram atau hukum-hukum tertentu dalam kehidupan manusia.
            Selain itu, ilmu ini juga cukup rumit untuk dipelajari, banyak hal yang harus diketahui oleh peminat ilmu qira’at ini, yang terpenting adalah pengenalan al-Qur’an secara mendalam dalam banyak seginya, bahkan hafal sebagian besar dari ayat-ayat al-Qur’an merupakan salah satu kunci memasuki gerbang ilmu ini, pengetahuan bahasa Arab yang mendalam dan luas dalam berbagai seginya, juga merupakan alat pokok dalam menggeluti ilmu ini, pengenalan berbagai macam qiraat dan para perawinya adalah hal yang mutlak bagi pengkaji ilmu ini. Hal-hal inilah barangkali yang menjadikan ilmu ini tidak begitu populer.
            Meskipun demikian keadaannya, ilmu ini telah sangat berjasa dalam menggali, menjaga dan mengajarkan berbagai “cara membaca” al-Qur’an yang benar sesuai dengan yang telah diajarkan Rasulullah SAW. Para ahli qira’at  telah mencurahkan segala kemampuannya demi mengembangkan ilmu ini. Ketelitian dan kehati-hatian mereka telah menjadikan al-Qur’an terjaga dari adanya kemungkinan penyelewengan dan masuknya unsur-unsur asing yang dapat merusak kemurnian al-Qur’an. Penulis disini akan  memaparkan qira’at Hamzah dengan perawinya yaitu Khalaf dan Khallad.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana biografi Hamzah?
2.      Bagaimana cara membaca Al-Qur’an Qira’at Hamzah?




BAB II
PEMBAHASAN

A.     Biografi Hamzah
Imam Hamzah al-Kufi, nama lengkapnya ialah Hamzah bin Habib bin Imarah al-Kufi. Lahir pada tahun 80 H dan wafat pada tahun 156 H. Wafat pada tahun 156 H di Halwan, suatu kota di Iraq.[1] Ia terkenal sebagai orang yang wira’i tidak pernah mengambil upah dari Al-Qu’an dan tidak tidur setiap malam kecuali hanya sebentar.
Adapun sanadnya ialah dari Muhammad bin Abi Laila dari Abi al-Mihnhal dari Sa’id bin Jabir dari Abdullah bin ‘Abbas dari Ubay bin Ka’ab dari Rosulullah Muhammad. Sedangkan sanad lainnya ialah dari Sulaiman bin Mahran al-A’masy dan Talhah  bin Masraf, keduanya dari Yahya bin Wastab, dari Zir bin Huubaisy, dari ‘Utsman bin  ‘Affan, ‘Abdullah bin Mas’ud, Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah.diantara murid-muuridnya yang menjadi perawi utamanya ialah :
a.       Khalaf
Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam al-Bazzar ialah nama lengkapnya. Lahir pada 150 H dan wafat 229 H di Baghdad. Ia terkenal sebagai orang yang hafal al-Qur’an 30 juz pada usia 10 tahun.
b.      Khalad
Nama lengkapnya Abu Isa Khallad bin Khalid al-Kufi. Lahir pada 119 H dan 220 H. Ia terkenal kedalaman dan keluasan ilmunya khususnya dalam ‘Ulumul Qur’an. Adapun sanadnnya ialah dari Sulaim bin Isa al-Hanafi al-Kufi yang merupakan murid langsung dari Hamzah. Sedangkan thariqnya yakni penerus estapet qiraat Imam Hamzah dengan bacaan riwayatnya yang trekenal ialah Ibnu Syadzan.[2]
A.    Cara Membaca Al-Qur’an
a.      Riwayat Khalaf
1)      Memisahkan diantara dua surat
Khalaf memisahkan diantara dua surat dengan mewashalkan kedua surat dengan tanpa basmalah
2)      Mim Jama’
a.       Khalaf membaca dhammah ha’ dan sukunnya mim lafal عَلَيهُم, إِلَيهُم, لَدَ يهُم
b.      Khalaf membaca dhummah ha’ dan mim dari setiap mim jama’ yang sessudahnya berupa sukun dan sebelumnya berupa ha’, baik sebelumnya ada huruf  ya’ sukun atau tudak, seperti   عَليهُم الذٌّلَّة
3)      Panjang dan pendenknya bacaan.
a.       Apabila mad muttashil  maka khalaf membaca tiga alif seperti جآء
b.      Apabila  mad munfashil maka khalaf membaca tiga alif, sepertiبمآ أُنزل
4)      Dua hamzah berurutan dalam satu kalimat maupun dua kalimat
Adapun dalam bacaan hamzah berurutan baik dalam satu dan dua kata baik haraakatnya sama maupun beda, maka bacaannya khalaf pun biasa yakni tahqiq semua, sepertiءأنذَرتَهُم
5)      Isymam
Khlaf membaca isymam  dengan suara shad ke huruf za’ pada :
a.       Lafal  المصَيطِرُونَdan بِمُصَيطِرٍ
b.      Setiap  hurufص  sukun yang jatuh setelah hurufد , seperti dalam lafalأصدق
c.       Setiap lafalصِرَاطَ, الصِّرَطَ
6)      Saktah
a.       Setiap hamzah hidup dan sebelumnya berupa sukunya ال ta’rif, dalam satu kata dalam keadaan washal, maka khalaf membaca dengan saktah, seperti lafalوَبِالاَ خِرَةِ
b.      Adapun dalam keadaan waqaf, maka dibaca dengan dua versi ketika washal dan ditambah naql ketika waqaf.
c.       Setiap lafa شيئ  (rafa dan jer) dalam keadaan washal, seperti كلِّ شَيئٍ قَدِيرٌ
7)      Idzhar dan idgham
a.       Setiap terdapat nun sukun atau tanwin yang bertemuو  atau ي, baik dalam satu kalimat maka khalaf membacca dengan bila ghunnnah (tanpa dengung), sepertiغِشَاوَةٌ وَلهم
b.      Setiap huruf dzalإِذْ  lafal bertemu dengan hurufت  dan د, maka khalaf membaca idgham  seperti إذ تَّخْلُقُ, إذ دَّ خلوا
c.       Setiap huruf dzal lafal قَدْ bertemu huruf ش, ص, ض ,ظ , ج ,ز ,ذ ,س maka khalaf membaca idham, sepertiقَد جَّاءكُم
d.      Sesiap ta’tanits (ت) bertemu pada hurufظ ,ت ,ج ,ز ,س  maka khalaf membaca idham, sepertiأَنْبَتَت سَّبْعَ
8)      Fathah dan imalah
Khalaf membaca imalah pada :
a.      Setiap lafal dzawatil ya’, seperti lafalالهُدى
b.     Setiap alip ta’tanis sepetti lafalالموْتَى
c.      Seperti lafalمَتَى ,أَتَى, بَلَى,عَمَى
d.      Setiap lafal رَأَء (imalah ra’ dan hamzahnya)
9)      Khalaf dalam keadaan waqaf
a.      Setiap hamzah yang berharakat sukun jatuh setelah huruf hidup yang sesuai dengan harakatnya, maka dalam keadaan waqaf  khalaf membaca ibdal hamzah (mengganti hamzah menjadiوْ/يَ ), seperti يُومِنُونيُؤمِنُون
b.      Setiap hamzah yang berada diujung kalimat dan sebelumnya berupa alif,  maka khalaf dalam keadaan waqaf mengganti hamzah menjadi alif (ibdal) dengan 2 dan 6 harakat menurut versi  kitab Fayd al-Baraqat seperti السُّفَهَا
10)  Kalimat-kalimat yang cara bacanya berbeda dengan hafsh
Adapun diantara sebagian kalimat-kalimat yang cara bacanya berbeda dengan riwayat hafs ialahh :
a.       Membaca lafalيبُنَيَّ  dalam surat hud, yusuf, luqman dan assafat dengan kasrah ya’ nya sehingga menjadi يبُنَيِّ, dan masih banyak lagi lainnnya dalam kaidah farsy

b.      Riwayat Khallad
1)      Memisahkan diantara dua surat
Khallad memisahkan diantara dua surat dengan mewashalkan kedua surat dengan tanpa basmalah
2)      Mim jama’
a.        Khallad membaca dhummah ha’ dan sukunnya mim lafal  عَلَيهُم, إِلَيهُم, لَدَ يهُم
b.      Khalad membaca dhummah ha’ dengan mim dari setiap mim jama’ yang sesudahnya berupa sukun dan sebelumnya berupa ha’, baik sebelumnya adda huruf ya’ sukun ataupun tidak, seperti عَليهُم الذٌّلَّة
3)      Panjang dan pendek bacaannya.
a.       Apabila mad muttashil maka khallad  membaca 3 alif, seperti جآء
b.      Apabila mad munfashil kamak kallad membaca 3 alif, seperti بمآ أُنزل
4)      Dua hamzah berurutan dalam satu kalimat maupun dua kalimat
Adapun dalam bacaan hamzah berurutan baik dalam satu dan dua kata baik haraakatnya sama maupun beda, maka bacaannya khallad  pun biasa yakni tahqiq semua, seperti ءأنذَرتَهُم
5)      isymam
a.       Khallad  membaca isymam  dengan suara shad ke huruf za’, hanya  pada lafal اهْدِنَا الصِّرَاطَ dalam surat al-fatihah
6)      Saktah
a.       Setiap hamzah hidup dan sebelumnya berupa sukunyaال  ta’rif, dalam satu kata dalam keadaan washal, maka khallad membaca dengan 2 versi, yakni tanpa saktah dan saktah, seperti lafal  وَبِالاَ خِرَةِ
b.      Adapun dalam keadaan waqaf, menurut kitab  faydh al-barakat  maka dibaca dengan 3 versi, yakni tanpa saktah, dan tambah naql,sedangkan menurut kitab lain ialah 2 versi, yakni naql dan saktah.
c.       Setiap lafalشَيئ  (rafa dan jer) dalam keadaan washal dengan 2 versi tanpa saktah dan saktah.
7)      Idzhar dan idgham
a.       Setiap hurufإِذْ  dzal lafal bertemu dengan huruf ت danد  mka Khallad membaca idgham sepertiإِذ دَّخَلُوا , إذ تَّخْلُقُ
b.      Setiap huruf dal lafal bertemu hurufس ,ش ,ص ,ض ,ظ ,ج , ز,ذ , maka Khallad membaca idgham, sepertiقَد جَاءَكُمْ
c.       Setiap ta ta’nits(تْ) bertemu pada huruf س ,ص ,ظ ,ت ,ج , ز , maka khallad membaca idgham, sepertiأنْبَتَت سَّبْعَ
d.      Setiap huruf lam lafalهَلْ  bertemu dengan hurufث , maka Khallad membaca idgham sepertiهَل ثُوِّبَ
8)      Fathah dan imalah
Khallad membaca imalah pada :
a.       Setiap lafal dzawatil ya’, seperti lafalالهدى
b.      Setiap alif ta ‘nits seperti الموْتَى, سُكَرَى
c.       Setiap lafal مَتَى ,أَتَى, بَلَى,عَمَى
d.      Setiaf lafal رَأَء  (imalah ra’ lafal dan hamzahnya)
9)      Khallad dalam keadaan waqaf
a.      Setiap hamzah yang berharakat sukun jatuh setelah huruf hidup yang sesuai dengan harakatnya, maka dalam keadaan waqaf  Khallad membaca ibdal hamzah (mengganti hamzah menjadi وْ/يَ), seperti يُومِنُونيُؤمِنُون
b.      Setiap hamzah yang berada diujung kalimat dan sebelumnya berupa alif,  maka Khallad dalam keadaan waqaf mengganti hamzah menjadi alif (ibdal)ndengan 2 dan 6 harakat menurut versi  kitab Fayd al-Baraqat seperti  السُّفَهَا
10)  Kalimat-kalimat yang cara bacanya berbeda dengan hafsh
Adapun diantara sebagian kalimat-kalimat yang cara bacanya berbeda dengan riwayat hafs ialahh :
a.       Membaca lafalيبُنَيَّ  dalam surat hud, yusuf, luqman dan assafat dengan kasrah ya’ nya sehingga menjadiيبُنَيِّ  , dan masih banyak lagi lainnnya dalam kaidah farsy.[3]











BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

Imam Hamzah al-Kufi, nama lengkapnya ialah Hamzah bin Habib bin Imarah al-Kufi. Lahir pada tahun 80 H dan wafat pada tahun 156 H. Adapun sanadnya ialah dari Muhammad bin Abi Laila dari Abi al-Mihnhal dari Sa’id bin Jabir dari Abdullah bin ‘Abbas dari Ubay bin Ka’ab dari Rosulullah Muhammad. Dan beliau mempunyai murid yang menjadi perawinya yaitu Khalaf dan Khallad, Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam al-Bazzar ialah nama lengkapnya. Lahir pada 150 H dan wafat 229 H di Baghdad, dan Khllad nama lengkapnya adalah Abu Isa Khallad bin Khalid al-Kufi. Lahir pada 119 H dan 220 H.







Daftar Pustaka


Albab, Chasan,  Pengantar Qira’at Tujuh, Moncer Press Semarang : Semarang, 2016.
Nur, Muhammad Qadirun. 2001. Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis. Jakarta. Pustaka Amani.







[1] Muhammad Nur Qadirun, Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis, Jakarta, Pustaka Amani. 2001
[2] Chasan  Albab, Pengantar Qira’at Tujuh, Moncer Press Semarang : Semarang, 2016.hlm.38-39
[3]Ibid,hlm.116-129

17 KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR'AN SETIAP HARI

17 Keutamaan Membaca Al Quran Setiap Hari Kajian Islam – Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari Keutamaan membaca Al Qu...